Senin, 30 Agustus 2010

Manajemen Jaringan

Manajemen Jaringan adalah sebuah kumpulan kegiatan yang dibutuhkan untuk memeliharatingkat pelayanan jaringan secara dinamis. Kegiatan ini menjamin ketersediaan yang tinggi melalui penemuan secara cepat masalah yang dapat mengakibatkan penurunan performansi dengan menerapkan fungsi-fungsi pengendalian termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup.Kegiatan yang diperlukan untuk menilai indikator performansi operasi jaringan secara berkesinambungan. Dengan adanya manajemen performansi,tingkat pelayanan dapat dipertahankan, kondisi jaringan dapat dikenali,kemungkinan gangguan dapat diprediksi dan dapat membuat laporan yang lengkap untuk kegiatan pengambilan keputusan dan perencanaan. Kegiatan yang menyediakan fungsi untuk mengendalikan dan mengenali unsur jaringan (Network Element – NE),mengambil dan memberikan data dari atau ke NE.
Manajemen Konfigurasi meliputi :
1. Perencanaan Jaringan dan Rekayasa
2. Instalasi
3. Pengendalian dan Status
4. Penyediaan (Provisioning)
5. Perencanaan dan Negosisi Layanan

a) Penyediaan (Provisioning)
Terdiri dari prosedur untuk membuat perangkat menjadi bekerja, tapi tidak termasuk instalasi.Fungsi lainnya antara lain: konfigurasi NE dan pengelolaan data base NE.
b) Pengendalian dan Status
Memberikan kemampuan untuk mengamati dan mengendalikan aspek tertentu pada jaringan dan unsurnya. Fungsinya : status dan pengendalian NE, status jaringan sistem penanganan pesan.
c) Pencegahan
Mencegah intervensi pada jaringan maupun unsurnya.
d) Deteksi
Upaya yang diperlukan untuk menemukan kecurangan atau tindakan ilegal yang merugikan. Fungsi deteksi meliputi: mendukung pelaporan alarm keamanan NE, analisis trafik internal dan pola pemakaiaannya.
e) Penahanan dan Pemulihan
Mencegah akses dari pengganggu, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya dan memulihkan dari gangguan.
f) Administrasi Keamanan
Fungsi ini diperlukan untuk merencanakan dan melakukan administrasi kebijakan keamanan serta mengelola keamanan informasi
Tujuan Manajemen Jaringan

Tujuan dari manajemen jaringan yaitu menyediakan pelayanan jaringan telekomunikasi yang terbaik untuk sebuah perusahaan dan karyawannya pada biaya yang serendah mungkin dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan ‘Ongoing Operation’ dalam sistem telekomunikasi.
2. Menyiapkan dan melaksanakan budget telekomunikasi.
3. Mengikuti perubahan / pergantian perangkat, pelayanan, struktur industri, dan tarif.
4. Implementasi strategi dalam pengendalian dan instruksi karyawan perusahaan sesuai proseduryang efisien.
5. Membantu top management dalam mengembangkan kebijaksanaan telekomunikasi perusahaan.
6. Mengurangi atau menghilangkan gangguan pada elemen jaringan atau keseluruhan jaringan
7. Mencegah menjalarnya gangguan ke elemen / jaringan yang lain
8. Memelihara performansi jaringan, sehingga memberikan peluang keberhasilan panggil yang lebih besar
9. Merencanakan layanan manajemen
Mengelola panggilan masuk secara optimal, baik dalam keadaan normal maupun tidak normal


Faktor Manajemen Jaringan

Perkembangan Teknologi Telekomunikasi mengakibatkan semakin kompleksnya jaringan telekomunikasi. Hal ini memerlukan suatu sistem pengoperasian dan pemeliharaan jaringan yang efisien, ketersediaan yang optimum dan keandalan yang maksimal.Terminal Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance Terminal - OMT) terhubung langsung kepada perangkat dan disediakan pada setiap perangkat (mandatory). Dengan bertambahnya jumlah perangkat sejenis, akan lebih efisien jika semua perangkat itu dioperasikan dari suatu pusat Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance Center - OMC)



Pada mulanya setiap vendor membuat sendiri-sendiri OMT-nya, hal ini membuat operator harus mengeluarkan investasi yang besar untuk pengadaan OMT dan infrastrukturnya.Untuk mendapatkan OMC yang mampu menjadi OMT bagi semua vendor diperlukan suatu aturan interkoneksi, antarmuka dan protokol yang berlaku bagi semua vendor (standard). Disinilah diperlukan konsep TMN(Telecommunication Management Network).
Jenis-jenis Pemelihaaraan Jaringan
1. Pemeliharaan Tidak Terencana
Pemeliharaan darurat yang perlu segera dilakukan tindakan untuk pencegahan akibat yang serius Contoh : Hilangnya produksi, kerusakan yang berat pada alat, keselamatan kerja
2. Pemeliharaan Terencana
Pada dasarnya proses pemeliharaan bertujuan untuk menjaga tetap beroperasinya jaringan serta menjamin kelangsungan service kepada pelanggan.
Dilihat dari prosesnya, kegiatan pemeliharaan jaringan dapat dibagi dua:
3. Pemeliharaan kuratif
Pemeliharaan kuratif dilakukan bila terjadi atau terdapat pengaduan gangguan pelanggan, laporan kerusakan, atau alarm dari jaringan. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengukuran untuk lokalisasi gangguan dan tindakan perbaikan/penggantian elemen jaringan yang mengalami kerusakan.
4. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif dilakukan sebelum terjadinya gangguan pada sistem sehingga sistem terjaga kelangsungan operasinya.
Langkah/aktifitas yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah sebagai berikut:
1) Monitoring unjuk kerja
2) Periodic test yang terjadwal dan otomatis
3) Periodic Backup Administrasi
4) Pengarsipan Alarms Log file dan Historical Alarms file




Langkah-langkah Pemeliharaan Korektif:
Mendeteksi Kesalahan,Menentukan lokasi kesalahan Persempit ruang lingkup penyebab kesalahan.Perbaikan kesalahan Komponen/bagian alat yang cacat diperbaiki atau diganti.

KEWARGANEGARAAN

Sub Pokok Bahasan

A. Pengertian Ketahanan Nasional
B. Perkembangan Konsep Ketahanan
C. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
D. Pembelaan Negara































A.Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional sebagai kondisi.Perspektif ini melihat ketahanan Nasional sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian memungkinkan suatu Negara memiliki kemampuan mengemabangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Ketahana Nasional Sebagai Pendekatan/metode/cara menjalankan suatu kegiatan khususnya pembangunan negara. Sebagai suatu pendekatan, ketahanan nasional menggambarkan pendekatan yang integaral. Integral dalam arti pendekatan yang mencerminkan antara segala aspek/ isi, baik pada saat membangun maupu pemecahan masalah kehidupan. Dalam hal pemikiran , pendekatn ini menggunakan pemikiran kesisteman. Ketahan Nasional sebagai doktrin.Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam GBHN agar setiap orang , masyarakat, dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya. Pada pembahasan ini nanti lebih menitik beratkan pada ketahanan nasional sebagai kondisi dan secara tidak langsung sebagai sebuah doktrin dasar nasional Indonesia serta pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan.
Jadi dapat dimaknai bahwa Ketahana Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari setiap aspek kehidupan bangsa dan Negara . pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bnagsa dan Negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan.



B. Perkembangan Konsep Ketahanan
Nasional di Indonesia

Kemunculan konsep Ketahanan nasional di Indonesia yaitu tahun 1968 dalam pemikiran Lemhanas Sehingga konsep tersebut sebagai pertanda beralihnya konsep kekuatan nasional menjadi ketahanan nasional.

Ketahanan Nasional meliputi :

a) Ketahanan ideology :
kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan akan ideology Pancasila
b) Ketahanan Politik :
kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang mampu memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis.
c) Ketahanan Ekonomi :
kondisisi kehidupan perekonomian bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila yang mampu memelihara stabilitas ekonomi.
d) Ketahanan sosial budaya :
sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan social budaya manusia an masyarakat Indonesia.
e) Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan.



C.Unsur-Unsur Ketahanan Nasional


1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J Morgenthou

a.) Faktar tetap ( satble factor ) :
geografi dan sumber daya alam
b.) Faktor yang berubah ( dynamic factors ) :
kemampuan Industri, militer, demografi,karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomatis.

2.Unsur ketahanan nasional menurut parakhas Chandra

a.) Alamiah terdiri dari geografi,
sumber daya, dan penduduk
b.) sosial terdiri dari perkembangan ekonomi,
struktur politik, struktur budaya dan moral nasional
c.) lain-lain :
ide, intelegensi, dan diplomasi, kebijaksanaan dan kepemimpinan

3.Unsur ketahanan nasional model Indonesia

a.) Tri gatra adalah aspek alamiah ( tangible): penduduk, sumberdaya alam, dan wilayah
b.) Pancagatra adalah aspek sosial ( intangible)
yang terdiri dari ideology, politik, ekonomi , sosila buadaya dan pertahanan keamanan.




D. Pembelaan Negara

1. Upaya bela Negara adalah :
Sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasatrkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan kehidupan berbagsa dan bernegara.

2. Membela Negara adalah hak dan kewajiban warga Negara
( Pasal 27 ayat UUD 1945 )

a) Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan keamanan ( Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 )
b) Undang-undang yang mengatur mengenai pelaksanan bela Negara :
c) UU no. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
d) UU N0. 3 tahun 2002 Tentang Pertahanan Keamanan
e) UU N0. 34 tahun 2004 tentang TNI

3. Peran warga Negara dalam bela Negara Pasal 9 UU No. 3 Tahun 2002 Peran warga Negara dalam upaya bela Negara diselenggarakan melalui :

a. Pendidikan kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI
d. Pengabdian sesuai profesi.

4. Keikutsertaan warganegara dalam bela Negara dapat berbentuk fisik dan non fisik.

Berbentuk fisik dengan cara “ memanggul bedil “. Bentuk non fisik segala upaya untuk memeprtahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbagsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

5. Indentifikasi terhadap Ancaman terhadap bangsa dan Negara :

6. Bentuk –bentuk dari ancaman militer :

Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata Negara lain terhadap kedaulatan neagra , keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dan neagra.

a) Pelanggaran wilayah yang dilakukan Negara lain
b) Spionasi yang dilakuakn Negara lain
c) Aksi teror internasional yang dilakuakan oleh jaringan terorisme Internasioanl
d) Pemberontakan bersenjata